Pilihan dan Yang Terpilih
Mengambil pilihan bererti mengambil yang sedikit dari yang banyak tersedia. Jika ia mengambil yang sudah banyak tersedia, maka tidaklah ia dikatakan memilih, tapi ia hanya mengikut. Maka sebenarnya mereka yang membuat pilihan adalah mereka yang terpilih, iaitu yang sedikit di antara yang banyak. Sedangkan mereka yang hanya mengambil apa yang banyak tersedia adalah mereka yang menjadi pengikut, meramaikan yang banyak.
Kerana hidup itu adalah pilihan, ALLAH sudah menakar kadar mereka yang berjumlah sedikit untuk mempengaruhi mereka yang ramai. Hanya gula sesenduk untuk memaniskan minuman segelas, hanya satu semburan wangian untuk mengharumkan ruangan sekamar. Yang membuat sedikit dapat mempengaruhi yang banyak adalah kadar atau konsentrasi ke-istiqamah-an mereka. Mereka yang bergabung dengan keramaian tetap akan larut dalam keramaian walaupun begitu inginnya mereka bergabung dengan yang berjumlah sedikit. Kuatnya kemahuan mereka akan diuji dan dengan sendirinya mereka terpilih. Mereka yang semula bergabung dalam jumlah yang sedikit lambat laun pun ikut dalam keramaian, sehingga tidak lagi menjadi sekelompok yang mempengaruhi, melainkan telah menjadi kelompok yang terpengaruh. Kuatnya kemahuan mereka juga akan diuji dan dengan sendirinya mereka dipilih.
Persoalan ini hanya masalah langkah apa yang dipilih dan dijalani setelah pengetahuan itu sampai kepada seseorang. Ketika seseorang itu telah sampai pengetahuan kepadanya bahawa jalan yang patut ditempuh adalah jalan yang tidak ramai orang lalui, maka selanjutnya adalah sesuaikah apa yang ia ketahui dengan kemana ia melangkah.
Ketika ramai orang membangunkan istana dengan kekayaannya maka mereka yang terpilih adalah mereka yang tidak meninggikan atap selain dari cukupnya ruang udara di atas kepalanya dan tidak meluaskan ruangan selain dari hitungan sehingga jangkauan tangan dan kakinya, dan mengalihkan kekayaannya untuk infaq di jalan ALLAH. Walaupun untuk itu mereka tidak tercatat dalam deretan orang terkaya kerana mengumpulkan harta. Wajar saja, makhluk memahami kaya sebagai banyaknya perbendaharaan yang berhasil ditahan, sedangkan Sang Pencipta Makhluk, Yang Maha Kaya, memberi erti kaya sebagai banyaknya perbendaharaan yang berhasil lepas dari tahanan nafsu sang makhluk dan sebagai titipan yang dikembalikan kepada Sang Pemilik dengan dibelanjakan sesuai pesan-Nya.
Ketika ramai orang berlumba-lumba menjadi idola untuk menyaingi Dia Yang Tidak Punya Sekutu, maka mereka yang terpilih adalah mereka yang menyedari bahawa tidak ada bezanya idola dan taghut. Mereka menyedari bahawa pengikut idola adalah pengikut taghut, dan menjadi idola adalah menjadi taghut. Al-Quran sendiri menghendaki Umat Islam menjadikan Rasulullah S.A.W sebagai teladan, bukan idola. Sungguh berzeda makna keduanya. Bila yang pertama menuntut integriti, maka yang kedua hanya ikut dalam batas yang ia suka.
Ketika ramai orang mengejar segulung ijazah untuk dikekalkan sebagai gelaran pelengkap namanya, maka mereka yang terpilih adalah mereka yang merasa tidak puas punya gelaran lain selain dari “Abdullah” [hamba ALLAH] dan senantiasa cemas apakah segulung ijazah mereka akan menjadi bahagian lembaran-lembaran kitab yang diberikan dari sebelah kanan, atau dari sebelah kiri di hari kiamat nanti, yang diukur dari seberapa banyak lembaran manfaat yang diterbitkan dari tiap lembar ilmu yang dipelajarinya.
Ketika ramai orang bangga disebut ahli politik kerana keprihatinan mereka memikirkan masalah masyarakat, maka mereka yang terpilih adalah mereka yang memilih tetap santun dan menterjemahkan nurani mereka dalam tiap aksi mereka ketika bergerak dalam arena yang mendatangkan keberuntungan besar atas kebaikan kecil yang ditanam dan mendatangkan kecelakaan besar atas kelalaian kecil yang diabaikan.
Ketika ramai orang mendaki untuk ketinggian diri dan kejayaan pribadi, maka mereka yang terpilih adalah mereka yang bersabar mengulurkan tangan membantu saudara-saudaranya untuk bersama-sama mendaki puncak sehingga sama-sama dari puncak yang tinggi melihat indahnya pemandangan perjuangan. Tingginya mereka adalah rendahnya mereka di hadapan Yang Maha Tinggi, dan rendahnya mereka adalah tingginya mereka di hadapan keramaian yang melarutkan diri dalam ketidakpedulian.
Ketika ramai orang menutup catatan idealisme yang pernah ditulisnya untuk kemudian membuka catatan pragmatisme yang ditulis orang lain, tetapi seolah-olah ia kemudian ikut menulisnya, maka mereka yang terpilih adalah mereka yang tidak pernah merasa rugi memperjuangkan idealisme walau mati sebelum idealisme itu tumbuh, mengakar, dan berbuah di masyarakatnya. Bagi mereka mati itu kepastian, hanya memilih bagaimana cara mati itu.
Ketika ramai orang mengabarkan kejayaan dirinya dan merasa senang jika kata sukses itu dipantulkan kembali pada dirinya dari khalayak ramai, maka mereka yang terpilih adalah mereka yang memahami sukses sebagaimana Al-Quran mendefinisikan sukses. Bagi mereka, tidak pantas seorang muslim mengabarkan dirinya sukses sebelum ia menginjakkan kakinya di syurga!
Post a Comment